Jumat, 13 Maret 2020

KARHUTLA, kapan akan berhenti?

Assalamualaikum Wr. Wb.

Apa kabar? Semoga kita selalu sehat dan diberi perlindungan oleh yang maha kuasa ya!
..

Hasil gambar untuk karhutla 2019

Pencemaran udara saat ini sudah menjadi hal yang lumrah terjadi. Banyaknya pembukaan lahan secara ilegal, kebakaran hutan, limbah pabrik, asap kendaraan, dan berbagai aktivitas manuasia lainnya merupakan salah satu faktor terjadinya pencemaran udara. Masalah pencamaran udara di Indonesia yang kerap kali terjadi beberapa tahun terakhir ini adalah kabut asap karhutla.

Dikutip dari laman https://katadata.co.id/ Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total luas hutan dan lahan yang terbakar di seluruh Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2019 mencapai 328.724 hektare. Adapun kebakaran hutan dan lahan terbesar salah satunya berada di Provinsi Riau.


Selain itu, kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di Kalimantan Tengah dengan area seluas 44.769 hektare diikuti Kalimantan Barat dengan luas area terbakar 25.900 hektare dan Kalimantan Selatan seluas 19.490 hektare.


Berdasarkan catatan ISPUKondisi udara di Riau terparah ada di Duri Camp Bengkalis karena sudah masuk kategori berbahaya yang menyentuh di level 307.sumber: Tribunpekanbaru.com



Saya sebagai masyarakat yang tinggal di wilayah terdampak kabut asap, yakni Duri Riau, turut merasa prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini. Terhambatnya aktifitas sehari-hari, jarak pandang yang makin berkurang, kualitas udara yang kian menurun, dan terganggunya proses belajar anak sekolah benar-benar dirasakan. 

Bukan hanya manusia yang merasakan dampak negatif dari karhutla. Banyak hewan yang kehilangan habitat karenanya. Dari berita yang saya dengar, beberapa hewan di hutan tempat terjadinya karhutla ditemukan mati terbakar salah satunya ular piton yang ditemukan mati sambil melindungi telurnya saat karhutla Riau. Benar-benar disayangkan. Jika begini, mereka mungkin saja mencari habitat baru yang lebih aman untuk berlindung. Tidak menutup kemungkinan mereka masuk ke wilayah tempat tinggal manusia.


lihat beritanya : https://www.liputan6.com/regional/read/4192699/ular-piton-mati-saat-lindungi-selusin-telurnya-dari-api-karhutla-riau

Semenjak kabut asap melanda wilayah duri dan sekitarnya, beberapa sekolah dan kantor mulai diliburkan demi mengurangi dampak negatif kabut asap karhutla. Sejak bulan Agustus 2019 proses belajar mengajar disekolah mulai tidak kondusif. Sekolah saya juga sudah diliburkan lebih kurang lebih dua minggu. Meskipun banyak siswa yang merasa senang diliburkan oleh pihak sekolah, tetap saja hal ini amat merugikan karena akan banyak pelajaran yang tertinggal. Pemberian tugas mandiri selama libur dirumah juga dinilai kurang efektif dalam proses pembelajaran.

Kabut asap juga mempengaruhi kesehatan masyarakat. Banyak pihak khususnya anak-anak dan lansia yang mengeluh mengalami gangguan pernapasan salah satu nya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Kabut asap berlebih juga bisa mengakibatkan kerusakan paru-paru dan meningkatkan potensi kanker. Untuk menjaga tubuh dari berbagai penyakit berbahaya tersebut, hendaklah kita menerapkan gaya hidup sehat dan mengonsumsi makanan bergizi. Sebaiknya kita juga mengurangi aktifitas diluar ruangan dan menggunakan masker bila berpergian. 




Disamping itu kita juga seharusnya menginstropeksi diri kita. Mungkin saja Allah mendatangkan bencana karna kesalahan kita sendiri. Maka hendaklah kita mendekatkan diri pada Allah dan minta ampunan dan pertolongannya.

Beberapa mesjid di duri salah satunya mesjid Nurul Ilmi YPIT MUTIARA sudah menggelar shalat istisqa atau shalat meminta hujan. Semoga dengan turunnya hujan asap dapat berkurang. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan hidayahnya pada kita


 لا حول ولا قوة إلا بالله “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”. Allah maha pengasih lagi maha penyayang.


Untuk mencegah terjadinya dampak negatif dari pencemaran udara dikemudian hari, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. diantaranya menggunakan transportasi umum untuk mengurangi asap kendaraan. menjaga kebersihan diri dan lingkungan, tidak membakar lahan sembarangan, tidak membuang limbah ke udara sembarangan, serta melakukan reboisasi. Karena meskipun tokoh penyebab karhutla ditangkap, jika kita tidak menjaga lingkungan, pencemaran udara yang lebih parah bisa saja terjadi. Inilah tugas kita sebagai penduduk bumi saat ini: menjaga bumi dari pencemaran, polusi, dan global warming.


Dikutip dari www.kompas.com pemerintah juga sedang melakukan beberapa upaya menangani karhutla di wilayah NKRI. Antara lain: Menurunkan pasukan untuk memadamkan api, Water Bombing, Modifikasi Cuaca, Penggunaan Kalsium Oksida dan lainya. Untuk informasi lebih lengkap kunjungi https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/17/213000265/4-upaya-pemerintah-padamkan-kebakaran-hutan?page=2




“We abuse land because we regard it as a commodity belonging to us.  When we see land as a community to which we belong, we may begin to use it with love and respect.” — Aldo Leopold, A Sand County Almanac


Maka dari itu pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat harus bisa ikut andil dalam bekerjasama menjaga lingkungan demi masa depan bumi yang lebih baik.




[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar